BAB I TELEVISI
A. SEJARAH TELEVISI
A. SEJARAH TELEVISI
Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell). Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube).
Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
B. PENGERTIAN TELEVISI
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. (Kamus Internasional Populer: 196)
Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Yang dimaksud dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel (Arsyad, 2002: 50). Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi adalah sistem adalah elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar. Dewasa ini televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu :
1. Dituntun oleh instruktur-seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman siswa.
2. Sistematis-siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3. Teratur dan berurutan-siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan
4. Terpadu- siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Yang dimaksud dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel (Arsyad, 2002: 50). Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi adalah sistem adalah elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar. Dewasa ini televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu :
1. Dituntun oleh instruktur-seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman siswa.
2. Sistematis-siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3. Teratur dan berurutan-siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan
4. Terpadu- siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
C. TUJUAN DAN FUNGSI TELEVISI
a. Tujuan
Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 4, bahwa penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dan membangun masyarakat adil dan makmur.
Jadi sangat jelas tujuan secara umum adanya televisi di Indonesia sudah diatur dalam undang-undang penyiaran ini. Sedangkan tujuan secara khususnya dimiliki oleh stasiun televisi yang bersangkutan, contohnya TVRI “Menjalin Persatuan dan Kesatuan”. Dari uraian di atas dapat mengklarifikasikan mengenai tujuan secara umum adanya televisi atau penyiaran di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan mental masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan
3. Mengembangkan masyarakat adil dan makmur
Jadi sangat jelas tujuan secara umum adanya televisi di Indonesia sudah diatur dalam undang-undang penyiaran ini. Sedangkan tujuan secara khususnya dimiliki oleh stasiun televisi yang bersangkutan, contohnya TVRI “Menjalin Persatuan dan Kesatuan”. Dari uraian di atas dapat mengklarifikasikan mengenai tujuan secara umum adanya televisi atau penyiaran di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan mental masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan
3. Mengembangkan masyarakat adil dan makmur
b. Fungsi
Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 5 berbunyi “Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.”
Banyak acara yang disajikan oleh stasiun televisi di antaranya, mengenai sajian kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga hal ini dapat menarik minat penontonnya untuk lebih mencintai kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah satu warisan bangsa yang perlu dilestarikan.
Dari uraian di atas mengenai fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Media informasi dan penerangan
2. Media pendidikan dan hiburan
3. Media untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
4. Media pertahanan dan keamanan
D. MANFAAT DAN MUDARAT TELEVISI
a. Manfaat Televisi
Banyak acara yang disajikan oleh stasiun televisi di antaranya, mengenai sajian kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga hal ini dapat menarik minat penontonnya untuk lebih mencintai kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah satu warisan bangsa yang perlu dilestarikan.
Dari uraian di atas mengenai fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Media informasi dan penerangan
2. Media pendidikan dan hiburan
3. Media untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
4. Media pertahanan dan keamanan
D. MANFAAT DAN MUDARAT TELEVISI
a. Manfaat Televisi
Televisi memang tidak dapat difungsikan mempunyai manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Namun tergantung pada acara yang ditayangkan televisi
Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara yang lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak.
Televisi menarik minat baik terhadap orang dewasa khususnya pada anak-anak yang senang melihat televisi karena tayangan atau acara-acaranya yang menarik dan cara penyajiannya yang menyenangkan.
Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara yang lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak.
Televisi menarik minat baik terhadap orang dewasa khususnya pada anak-anak yang senang melihat televisi karena tayangan atau acara-acaranya yang menarik dan cara penyajiannya yang menyenangkan.
b. Mudarat Televisi
Kemudaratan yang dimunculkan televisi memang tidak sedikit, baik yang disebabkan karena terapan kesannya, maupun kehadirannya sebagai media fisik terutama bagi pengguna televisi tanpa dibarengi dengan sikap selektif dalam memilih berbagai acara yang disajikan. Dalam konteks semacam ini maka kita dapat melihat beberapa kemudaratan itu sebagai berikut:
1. Menyia-nyiakan waktu dan umur.
Mengingat waktu itu terbatas, juga umur kita, maka menonton televisi dapat dikategorikan menyia-nyiakan waktu dan umur, bila acara yang ditontonnya terus menerus bersifat hiburan di dalamnya (ditinjau secara hakiki) merusak aqidah kita ini mesti disadari karena kita diciptakan bukan untuk hiburan tapi justru untuk beribadah.
Mengingat waktu itu terbatas, juga umur kita, maka menonton televisi dapat dikategorikan menyia-nyiakan waktu dan umur, bila acara yang ditontonnya terus menerus bersifat hiburan di dalamnya (ditinjau secara hakiki) merusak aqidah kita ini mesti disadari karena kita diciptakan bukan untuk hiburan tapi justru untuk beribadah.
2. Melalaikan tugas dan kewajiban.
Kenyataan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, juga sudah menunjukan dengan jelas dan tegas bahwa menonton televisi dengan acaranya yang memikat dan menarik sering kali membawa kita pada kelalaian. Televisi bukan hanya membuat kita terbius oleh acaranya, namun pula menyeret kita dalam kelalaian tugas dan kewajiban kita sehari-hari. Misalnya banyak orang yang malas untuk sholat ke mesjid karena mereka terbius oleh acara atau tayangan televisi.
Kenyataan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, juga sudah menunjukan dengan jelas dan tegas bahwa menonton televisi dengan acaranya yang memikat dan menarik sering kali membawa kita pada kelalaian. Televisi bukan hanya membuat kita terbius oleh acaranya, namun pula menyeret kita dalam kelalaian tugas dan kewajiban kita sehari-hari. Misalnya banyak orang yang malas untuk sholat ke mesjid karena mereka terbius oleh acara atau tayangan televisi.
3. Menumbuhkan sikap hidup konsumtif
Ajaran sikap dan pola konsumtif biasanya terkemas dalam bentuk iklan dimana banyak iklan yang berpenampilan buruk yang sama sekali tidak mendidik masyarakat ke arah yang lebih baik dan positif.
Ajaran sikap dan pola konsumtif biasanya terkemas dalam bentuk iklan dimana banyak iklan yang berpenampilan buruk yang sama sekali tidak mendidik masyarakat ke arah yang lebih baik dan positif.
4. Mengganggu kesehatan
Terlalu sering dan terlalu lama memaku diri di hadapan televisi untuk menikmati berbagai macam acara yang ditayangkan cepat atau lambat akan menimbulkan gangguan kesehatan pada pemirsa. Misalnya kesehatan mata baik yang disebabkan karena radiasi yang bersumber dari layar televisi maupun yang disebabkan karena kepenatan atau kelelahan akibat nonton terus menerus.
5. Alat transportasi kejahatan dan kebejatan moral
Sudah merupakan fitrah, bahwa manusia memiliki sifat meniru, sehingga manusia yang satu akan meniru cenderung untuk mengikuti manusia yang lain, baik dalam sifat, sikap maupun tindakannya. Dalam hal adanya berbagai sajian program dan acara yang disiarkan di televisi misalnya, film, sinetron, musik, drama dan lain sebagainya yang paling dikhawatirkan adalah jika tontonan tersebut merupakan adegan dari kebejatan moral contohnya, pembunuhan, pemerkosaan, pornografi yang tentu saja sedikit atau banyak akan ditiru oleh para pemirsa sesuai fitrahnya’
Terlalu sering dan terlalu lama memaku diri di hadapan televisi untuk menikmati berbagai macam acara yang ditayangkan cepat atau lambat akan menimbulkan gangguan kesehatan pada pemirsa. Misalnya kesehatan mata baik yang disebabkan karena radiasi yang bersumber dari layar televisi maupun yang disebabkan karena kepenatan atau kelelahan akibat nonton terus menerus.
5. Alat transportasi kejahatan dan kebejatan moral
Sudah merupakan fitrah, bahwa manusia memiliki sifat meniru, sehingga manusia yang satu akan meniru cenderung untuk mengikuti manusia yang lain, baik dalam sifat, sikap maupun tindakannya. Dalam hal adanya berbagai sajian program dan acara yang disiarkan di televisi misalnya, film, sinetron, musik, drama dan lain sebagainya yang paling dikhawatirkan adalah jika tontonan tersebut merupakan adegan dari kebejatan moral contohnya, pembunuhan, pemerkosaan, pornografi yang tentu saja sedikit atau banyak akan ditiru oleh para pemirsa sesuai fitrahnya’
6. Memutuskan silaturahmi
Dengan kehadiran televisi di hampir setiap rumah tangga, banyak orang yang merasa cukup memiliki teman atau sahabat yang setia, melalui kenikmatan yang didapat dari berbagai acara televisi yang disajikan di tempat tinggalnya. Akibatnya mereka tidak lagi merasa membutuhkan teman, kawan, sahabat untuk misalnya; saling berbagi suka dan duka, saling bertukar pikiran dan berbagai keperluan lainnya sebagaimana layaknya hidup dan kehidupan suatu masyarakat yang islami.
Dengan kehadiran televisi di hampir setiap rumah tangga, banyak orang yang merasa cukup memiliki teman atau sahabat yang setia, melalui kenikmatan yang didapat dari berbagai acara televisi yang disajikan di tempat tinggalnya. Akibatnya mereka tidak lagi merasa membutuhkan teman, kawan, sahabat untuk misalnya; saling berbagi suka dan duka, saling bertukar pikiran dan berbagai keperluan lainnya sebagaimana layaknya hidup dan kehidupan suatu masyarakat yang islami.
7. Mempengaruhi dan menurunkan prestasi belajar murid
Dalam hal penyebab kemunduran prestasi belajar murid generasi muda dewasa ini, indikasinya adalah kehadiran televisi di tempat tinggal mereka. Lantaran berbagai macam acara hiburan yang ditayangkan dalam televisi yang memikat dan menggiurkan para pelajar. Ternyata mampu memporakporandakan jadwal waktu belajar mereka untuk disiplin waktu belajar, karena mereka sudah terbius oleh pengaruh hingar bingar dan kenikmatan yang ditawarkan oleh berbagai macam hiburan televisi.
Dalam hal penyebab kemunduran prestasi belajar murid generasi muda dewasa ini, indikasinya adalah kehadiran televisi di tempat tinggal mereka. Lantaran berbagai macam acara hiburan yang ditayangkan dalam televisi yang memikat dan menggiurkan para pelajar. Ternyata mampu memporakporandakan jadwal waktu belajar mereka untuk disiplin waktu belajar, karena mereka sudah terbius oleh pengaruh hingar bingar dan kenikmatan yang ditawarkan oleh berbagai macam hiburan televisi.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TELEVISI
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas. Meskipun televisi memiliki ber bagai kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran, televisi juga mempunyai kelemahan seperti berikut ini :
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas. Meskipun televisi memiliki ber bagai kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran, televisi juga mempunyai kelemahan seperti berikut ini :
a. Kelebihan
1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, drama.
2. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3. Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau rekaman.
4. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
5. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
6. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain.
7. Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yang bersamaan.
8. Televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
9. Televisi merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.
10. Televisi sifatnya langsung dan nyata. Dengan televisi siswa tahu kejadian-kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.
11. Hampir setiap mata pelajaran bisa di televisikan
12. Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.
b. Kelemahan
1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.
6. Harga pesawat TV relatif murah;
7. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan
8. Program di luar kontrol guru, dan
9. Besarnya gambar dilayar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.
Media televisi selanin sebagai media massa, kita menganal adanya program Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu media distribusi TV, alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu bisa antara sebuah kameradan alat penerima di dlam ruang yang sama; bisa pula beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber yang sama; sehingga penonton serentak dapat mengikuti program yang disiarkan.
Kelebihan televisi sistem terpadu (TVST) sebagai media pendidikan adalah :
1. Dapat dikontrol oleh guru. Guru tahu persiapa yang dibutuhkan siswanya, karena itu relevansinya bisa dijamin. Jadwal dan bahkan buku pegangan bisa disesuaikan/ dimasukkan dalam program.
2. Dapat dimanfaatkan sumber-sumber daerah dan kepentingan daerah;
3. Memberi kesempatan yang sama kepada murid-murid sekolah di daerah lingkup TVST bersangkutan. Kekurangan sarana, fasilitas dan guru-guru yang baik dapat diatasi dengan penampilan guru-guru ahli di TVST.
4. Membuat guru menjadi bagian dari suatu tim belajar mengajar. Jika dia merasa didikutsertakan dalam mempersiapkan program sejak semula pastilah dia menanggapi program TVST tersebut secara positif. Siaran TV pusat sering kali mengabaikan kondisi masing-masing kelas;
5. Membantu mengatasi problem kekurangan guru yang bermutu; dan
6. Dapat melatih guru meningkatkan kemampuan profesi, metode serta teknik mengajarnya.
BAB II Metode Media Pembelajaran Televisi
1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, drama.
2. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3. Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau rekaman.
4. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
5. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
6. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain.
7. Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yang bersamaan.
8. Televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
9. Televisi merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.
10. Televisi sifatnya langsung dan nyata. Dengan televisi siswa tahu kejadian-kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.
11. Hampir setiap mata pelajaran bisa di televisikan
12. Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.
b. Kelemahan
1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.
6. Harga pesawat TV relatif murah;
7. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan
8. Program di luar kontrol guru, dan
9. Besarnya gambar dilayar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.
Media televisi selanin sebagai media massa, kita menganal adanya program Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu media distribusi TV, alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu bisa antara sebuah kameradan alat penerima di dlam ruang yang sama; bisa pula beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber yang sama; sehingga penonton serentak dapat mengikuti program yang disiarkan.
Kelebihan televisi sistem terpadu (TVST) sebagai media pendidikan adalah :
1. Dapat dikontrol oleh guru. Guru tahu persiapa yang dibutuhkan siswanya, karena itu relevansinya bisa dijamin. Jadwal dan bahkan buku pegangan bisa disesuaikan/ dimasukkan dalam program.
2. Dapat dimanfaatkan sumber-sumber daerah dan kepentingan daerah;
3. Memberi kesempatan yang sama kepada murid-murid sekolah di daerah lingkup TVST bersangkutan. Kekurangan sarana, fasilitas dan guru-guru yang baik dapat diatasi dengan penampilan guru-guru ahli di TVST.
4. Membuat guru menjadi bagian dari suatu tim belajar mengajar. Jika dia merasa didikutsertakan dalam mempersiapkan program sejak semula pastilah dia menanggapi program TVST tersebut secara positif. Siaran TV pusat sering kali mengabaikan kondisi masing-masing kelas;
5. Membantu mengatasi problem kekurangan guru yang bermutu; dan
6. Dapat melatih guru meningkatkan kemampuan profesi, metode serta teknik mengajarnya.
BAB II Metode Media Pembelajaran Televisi
A. Metode Pembelajaran Jarak Jauh
Dewasa ini sistem pendidikan jarak jauh(SPJJ) telah berkembang pesat dan menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan modern. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya memperluas kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan. Di indonesia penyelenggaraaan sistem pendidikan jarak jauh telah memiliki landasan legal formal dengan dimasukkannya sistem ini kedalam undang-undang sistem pendidikan nasional. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka pendidikan jarak jauh pun mengalami perkembangan. Dengan memanfaatkan teknologi maka daya jangkaunya menjadi semakin luas, dan efektifitasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran juga semakin meningkat. Pada saat ini sistem pendidikan jarak jauh telah mengintegrasikan pula berbagai jenis media yang kemampuan interaktifnya semakin meningkat.
Dalam penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh penggunaan media tampaknya telah menjadi keharusan. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar pada sistem pendidikan jarak jauh disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak maupun non cetak. Sepanjang sejarah penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, media telah digunakan sebagai sarana penyampaian materi ajar. Adanya ketepisahan antara pengajar dan peserta didik, maka diperlukan media sebagai sarana komunikasi yang menjembatani antara pengajar dengan peserta didik. Kehadiran media inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara SPJJ di semua tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang lain adalah pilihan jenis media yang digunakannya. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara SPJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana dan canggih. Salah satunya adalah media massa/siar/tayang( televisi).
Pemanfaatan media massa dalam SPJJ seperti siaran televisi merupakan sebuah alternatif penyampaian bahan ajar yang cukup efektif karena bersifat terbuka dan berdaya jangkau luas. Penggunaan media televisi sebagai alat pendidikan tidak saja menguntungkan peserta didik yang terdaftar dalam institusi pendidikan jarak jauh, tetapi masyarakat umum yang tertarik untuk memperluas wawasan pengetahuannya dapat pula mengikuti program yang ditayangkan.
Dalam penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh penggunaan media tampaknya telah menjadi keharusan. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar pada sistem pendidikan jarak jauh disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak maupun non cetak. Sepanjang sejarah penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, media telah digunakan sebagai sarana penyampaian materi ajar. Adanya ketepisahan antara pengajar dan peserta didik, maka diperlukan media sebagai sarana komunikasi yang menjembatani antara pengajar dengan peserta didik. Kehadiran media inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara SPJJ di semua tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang lain adalah pilihan jenis media yang digunakannya. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara SPJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana dan canggih. Salah satunya adalah media massa/siar/tayang( televisi).
Pemanfaatan media massa dalam SPJJ seperti siaran televisi merupakan sebuah alternatif penyampaian bahan ajar yang cukup efektif karena bersifat terbuka dan berdaya jangkau luas. Penggunaan media televisi sebagai alat pendidikan tidak saja menguntungkan peserta didik yang terdaftar dalam institusi pendidikan jarak jauh, tetapi masyarakat umum yang tertarik untuk memperluas wawasan pengetahuannya dapat pula mengikuti program yang ditayangkan.
B. Optimalisasi media pembelajaran
Menurut kelompok kami, optimalisasi media televisi sampai saat ini masih dapat diterima oleh masyarakat, hanya saja kita perlu melihat bagaimana fakta saat ini ketika kita melihat media pembelajaran khususnya televisi. Banyak contoh kongkrit yang dapat kita lihat dari stasiun televisi. Lihat saja yang dominan dari televisi saat ini adalah sinetron, remaja, dan gosip selebriti. Sedangkan untuk pendidikan yang sangat sedikit sekali. Dan dari sini kita dapat simpulkan ada dampat positif dan negatif.
C. Meneropong Manfaat Televisi Bagi Dunia Pendidikan
Kotak kecil yang dapat memunculkan tayangan dan suara ini kerap disebut masyarakat dengan televisi. Ia telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Bahkan, tidak jatang apabila dalam satu rumah tangga terdapat lebih dari satu televisi. Sebagai sebuah kebutuhan pokok, menonton televisi banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Bahkan menurut penelitian terakhir, setidaknya 12 jam per hari masyarakat menghabiskan waktunya di depan layar televisi. Sehingga menurut Jalaluddin Rahmad, (Kang Jalal) televisi telah mampu mengubah atau mengatur pola hidup masyarakat.
Televisi selain sebagai media hiburan dan informasi juga dapat digunakan sebagai media pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Darwanto dalam bukunya. Hal ini dikarenakan,televisi mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak bisa dimiliki oleh media massa lainnya. Karakteristik audio visual yang lebih dirasakan perannya dalam mempengaruhi khalayak, sehingga dapat dimanfaatkan oleh negara dalam menyukseskan pembangunan dalam bidang pendidikan melalui program televisi sebagai sarana pendukung.
Televisi menjadi media yang cukup efektif dalam menjalankan atau mensosialisasikan program pemerintah. Pemerintah yang ingin masyarakat melek huruf, dapat menggunakan televise sebagai media pembelajaran melalui program belajar bersama. Sebagaimana yang dahulu hingga sekarang ada di Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Lebih dari itu, keuntungan pemerintah menggunakan media televisi dalam mensosialisasikan programnya adalah mudah dan murahnya biaya operasional. Selain itu, tidak membutuhkan waktu lama. Pemerintah tinggal menggunakan atau memilih jam-jam tertentu dan saat itu pula masyarakat akan menontonnya. Hal ini seringkali dilakukan oleh Presiden Soeharto, saat memimpin Indonesia dengan Orde Barunya.
Dengan demikian, adanya televise tidak hanya menjadi modal utama dalam mewujudkan dan memperlancar program pemerintah dalam hal pendidikan dan pembangunan saja. Lebih dari itu, adanya televisi juga dapat dimanfaatkan sebagai ajang “mendekatkan diri” penguasa dan rakyatnya. Dikarenakan televisi mempunyai banyak kelebihan dalam perkembangan selanjutnya ia dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku dan pola pikirnya. Namun, karena kelebihan tersebut, televisi juga dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.Seperti, kematian seorang peserta didik di Jawa Barat beberapa bulan yang lalu. Karena sering melihat tayangan kekerasan ala smackdown dan sejenisnya banyak anak-anak meniru dan akhirnya menjurus kepada aktivitas yang melanggar hukum. Tidak hanya itu, karena televisi swasta sering menayangkan film bergenre horror yang dibungkus dengan balutan agama, banyak orang terkecoh dan bahkan terjerumus dalam kesesatan gaya baru. Banyak masyarakat terjebak oleh alur cerita yang dikemas sedemikian rupa, sehingga kemusyikan begitu menjadi sangat indah bahkan terkesan sebagai hal ibadah yang mendapatkan pahala. Terjerumusnya masyarakat terhadap televisi dikarenakan media ini menggunakan komunikasi satu arah.
Hal ini mengakibatkan penonton menjadi subyek penderita. Lebih lanjut, penontong dibuat pasif dan harus menerima apa yang ditayangkan oleh televisi. Dampak dari ini semua adalah, penonton tidak mampu memberontak terhadap apa yang disajikan. Penonton seperti dihipnotis, sehingga apa yang mereka lakukan tanpa sepengetahuan atau kontrol akal sehat. Dengan demikian, penonton menjadi malas dan tidak kreatif. Maka kritik oleh Darwanto ini adalah televisi yang ada sekarang lebih tidak mendidik daripada mendidiknya. Artinya, program acara yang disajikan televisi swasta pada umumnya adalah sama. Tidak jauh dari tema, percintaan anak muda (atau bahkan masih duduk di bangku SMA), mistik, horror, anak nakal vs anak baik dan seterusnya.
Pendapat Darwanto mengenai televisi sebagai media pendidikan adalah karena saat penelitiannya acara televisi dan stasiunnya masih terbatas. Hanya TVRI dan dua televisi swasta (RCTI dan SCTV). Namun, walaupun demikian, buku ini dapat dijadikan momentum sejarah bahwa televisi dahulu mampu menyumbangkan sesuatu yang berharga bagi bangsa Indonesia. Yaitu mampu menciptakan sebuah tatanan masyarakat baru dengan ragam acara yang menyuguhkan serangkaian materi yang mendukung dunia pendidikan.
D. PEMANFAATAN TV EDUKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Televisi selain sebagai media hiburan dan informasi juga dapat digunakan sebagai media pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Darwanto dalam bukunya. Hal ini dikarenakan,televisi mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak bisa dimiliki oleh media massa lainnya. Karakteristik audio visual yang lebih dirasakan perannya dalam mempengaruhi khalayak, sehingga dapat dimanfaatkan oleh negara dalam menyukseskan pembangunan dalam bidang pendidikan melalui program televisi sebagai sarana pendukung.
Televisi menjadi media yang cukup efektif dalam menjalankan atau mensosialisasikan program pemerintah. Pemerintah yang ingin masyarakat melek huruf, dapat menggunakan televise sebagai media pembelajaran melalui program belajar bersama. Sebagaimana yang dahulu hingga sekarang ada di Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Lebih dari itu, keuntungan pemerintah menggunakan media televisi dalam mensosialisasikan programnya adalah mudah dan murahnya biaya operasional. Selain itu, tidak membutuhkan waktu lama. Pemerintah tinggal menggunakan atau memilih jam-jam tertentu dan saat itu pula masyarakat akan menontonnya. Hal ini seringkali dilakukan oleh Presiden Soeharto, saat memimpin Indonesia dengan Orde Barunya.
Dengan demikian, adanya televise tidak hanya menjadi modal utama dalam mewujudkan dan memperlancar program pemerintah dalam hal pendidikan dan pembangunan saja. Lebih dari itu, adanya televisi juga dapat dimanfaatkan sebagai ajang “mendekatkan diri” penguasa dan rakyatnya. Dikarenakan televisi mempunyai banyak kelebihan dalam perkembangan selanjutnya ia dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku dan pola pikirnya. Namun, karena kelebihan tersebut, televisi juga dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.Seperti, kematian seorang peserta didik di Jawa Barat beberapa bulan yang lalu. Karena sering melihat tayangan kekerasan ala smackdown dan sejenisnya banyak anak-anak meniru dan akhirnya menjurus kepada aktivitas yang melanggar hukum. Tidak hanya itu, karena televisi swasta sering menayangkan film bergenre horror yang dibungkus dengan balutan agama, banyak orang terkecoh dan bahkan terjerumus dalam kesesatan gaya baru. Banyak masyarakat terjebak oleh alur cerita yang dikemas sedemikian rupa, sehingga kemusyikan begitu menjadi sangat indah bahkan terkesan sebagai hal ibadah yang mendapatkan pahala. Terjerumusnya masyarakat terhadap televisi dikarenakan media ini menggunakan komunikasi satu arah.
Hal ini mengakibatkan penonton menjadi subyek penderita. Lebih lanjut, penontong dibuat pasif dan harus menerima apa yang ditayangkan oleh televisi. Dampak dari ini semua adalah, penonton tidak mampu memberontak terhadap apa yang disajikan. Penonton seperti dihipnotis, sehingga apa yang mereka lakukan tanpa sepengetahuan atau kontrol akal sehat. Dengan demikian, penonton menjadi malas dan tidak kreatif. Maka kritik oleh Darwanto ini adalah televisi yang ada sekarang lebih tidak mendidik daripada mendidiknya. Artinya, program acara yang disajikan televisi swasta pada umumnya adalah sama. Tidak jauh dari tema, percintaan anak muda (atau bahkan masih duduk di bangku SMA), mistik, horror, anak nakal vs anak baik dan seterusnya.
Pendapat Darwanto mengenai televisi sebagai media pendidikan adalah karena saat penelitiannya acara televisi dan stasiunnya masih terbatas. Hanya TVRI dan dua televisi swasta (RCTI dan SCTV). Namun, walaupun demikian, buku ini dapat dijadikan momentum sejarah bahwa televisi dahulu mampu menyumbangkan sesuatu yang berharga bagi bangsa Indonesia. Yaitu mampu menciptakan sebuah tatanan masyarakat baru dengan ragam acara yang menyuguhkan serangkaian materi yang mendukung dunia pendidikan.
D. PEMANFAATAN TV EDUKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seringkali justru membawa dampak negatif yang lebih besar daripada dampak positif. Sebagai contoh adalah perkembangan dunia televisi. Program acara televisi lebih banyak yang bersifat hiburan daripada pendidikan. Oleh karena itu Pustekkom memanfaatkan momentum ini dengan menyuguhkan program siaran pendidikan melalui televisi edukasi.
Sebagai media pembelajaran televisi sangatlah bagus karena bisa dikatakan 99,9% rumah telah mempunyai pesawat televisi, bahkan tidak sedikit satu kamar mempunyai satu pesawat televisi. Guru/pendidik harus mampu mengetahui situasi dan kebiasaan siswa di lingkungannya. Oleh karena itu kesukaan, hobi dan kebiasaan siswa tersebut harus bisa dimanfaatkan sebagai suatu media belajar, walaupun siswa menonton TV, tetapi sebenarnya sudah melakukan proses pembelajaran yang tanpa dia sadari.
Berdasarkan pernyataan di atas sangatlah tepat kiranya apabila seorang guru mampu memanfaatkan kesukaan, hobi dan kebiasaan siswa menonton televisi sebagai suatu media belajar.
Sebagai media pembelajaran televisi sangatlah bagus karena bisa dikatakan 99,9% rumah telah mempunyai pesawat televisi, bahkan tidak sedikit satu kamar mempunyai satu pesawat televisi. Guru/pendidik harus mampu mengetahui situasi dan kebiasaan siswa di lingkungannya. Oleh karena itu kesukaan, hobi dan kebiasaan siswa tersebut harus bisa dimanfaatkan sebagai suatu media belajar, walaupun siswa menonton TV, tetapi sebenarnya sudah melakukan proses pembelajaran yang tanpa dia sadari.
Berdasarkan pernyataan di atas sangatlah tepat kiranya apabila seorang guru mampu memanfaatkan kesukaan, hobi dan kebiasaan siswa menonton televisi sebagai suatu media belajar.
a.Pengertian TV Edukasi
TV edukasi adalah salah satu stasiun televisi yang dimiliki oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional. Siaran televisi pendidikan dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia dan telah disiarkan oleh TVE, TVRI dan televisi swasta lainnya. Penyelenggaraan siaran televisi pendidikan merupakan salah satu strategi untuk memperbaiki kondisi dunia pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Sejalan dengan hal di atas Pustekkom pada tahun 2004 sampai dengan 2005 telah merintis lokasi pemanfaatan siaran di 260 lokasi yang meliputi SMP, termasuk SMP terbuka dan SMA Terbuka. Pada tahun 2006 Depdiknas juga telah membagikan perangkat penerima siaran Televisi Edukasi kepada 28.376 SMP/MTs di Indonesia yang berada di Kabupaten pada 33 propinsi. Sedangkan pada akhir tahun 2007 Pustekkom Depdiknas telah membagikan ke SMP/MTs di kota seluruh Indonesia televisi, DVD player, parabola dan genset (bagi daerah terpencil) untuk memanfaatkan siaran TVE.
Sejalan dengan hal di atas Pustekkom pada tahun 2004 sampai dengan 2005 telah merintis lokasi pemanfaatan siaran di 260 lokasi yang meliputi SMP, termasuk SMP terbuka dan SMA Terbuka. Pada tahun 2006 Depdiknas juga telah membagikan perangkat penerima siaran Televisi Edukasi kepada 28.376 SMP/MTs di Indonesia yang berada di Kabupaten pada 33 propinsi. Sedangkan pada akhir tahun 2007 Pustekkom Depdiknas telah membagikan ke SMP/MTs di kota seluruh Indonesia televisi, DVD player, parabola dan genset (bagi daerah terpencil) untuk memanfaatkan siaran TVE.
b.Pemanfaatan TVE
Dalam pemanfaatan TVE yang perlu diperhatikan adalah bahwa kita harus mengetahui program acara yang akan ditayangkan oleh TVE. Strategi pemanfaatan siaran TV-edukasi bisa dilakukan secara:
1. Terintegrasi dengan Proses Belajar Mengajar (PBM)
Dalam pelaksanaannya sebaiknya siaran TVE direkam dulu. Berikut ini adalah contoh langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran seperti salah satu contoh pada proses pembelajaran materi Operasi Hitung Aljabar Kelas VII semester ganjil.
1) Apersepsi
(a). Mengkoordinasi pembentukan kelompok pada siswa, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
(b). Memberi apersepsi dan motivasi
- Mengingatkan kembali tentang penjumlahan dan pengurangan suku-suku sejenis.
- Menanyakan berapa hasil dari 4kg + 3kg + 5cm + 6cm = ....
- Mengumpulkan alat-alat tulis setiap anggota dalam kelompok masing-masing 2 jenis.
- Siswa diharuskan untuk menyimak materi yang sedang di tayangkan, membuat catatan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam program TVE.
2) Saat menyaksikan program siaran TVE
Guru ikut menyaksikan tayangan bersama siswa sambil mengamati aktivitas siswa dan memfasilitasi kegiatannya.
3) Setelah menyaksikan program siaran TVE
Dalam pemanfaatan TVE yang perlu diperhatikan adalah bahwa kita harus mengetahui program acara yang akan ditayangkan oleh TVE. Strategi pemanfaatan siaran TV-edukasi bisa dilakukan secara:
1. Terintegrasi dengan Proses Belajar Mengajar (PBM)
Dalam pelaksanaannya sebaiknya siaran TVE direkam dulu. Berikut ini adalah contoh langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran seperti salah satu contoh pada proses pembelajaran materi Operasi Hitung Aljabar Kelas VII semester ganjil.
1) Apersepsi
(a). Mengkoordinasi pembentukan kelompok pada siswa, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
(b). Memberi apersepsi dan motivasi
- Mengingatkan kembali tentang penjumlahan dan pengurangan suku-suku sejenis.
- Menanyakan berapa hasil dari 4kg + 3kg + 5cm + 6cm = ....
- Mengumpulkan alat-alat tulis setiap anggota dalam kelompok masing-masing 2 jenis.
- Siswa diharuskan untuk menyimak materi yang sedang di tayangkan, membuat catatan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam program TVE.
2) Saat menyaksikan program siaran TVE
Guru ikut menyaksikan tayangan bersama siswa sambil mengamati aktivitas siswa dan memfasilitasi kegiatannya.
3) Setelah menyaksikan program siaran TVE
Siswa mengerjakan tugas kelompok, yaitu mengelompokkan benda-benda yang telah dikumpulkan yang masing-masing terdiri dari 2 jenis benda yang berbeda, kemudian siswa membuat bentuk aljabar dari benda-benda dari kedua jenis tersebut dalam bentuk variabel-variabel. Masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari program ini, mempresentasikan hasilnya serta memberi kesempatan kelompok lain bertanya. Siswa mengerjakan LKS yang telah disediakan.
4) Langkah Penutup (Tindaklanjut)
Memberikan waktu dan memfasilitasi kelompok dalam penugasan awal serta memberikan rangkuman akhir.
2. Jam kosong
4) Langkah Penutup (Tindaklanjut)
Memberikan waktu dan memfasilitasi kelompok dalam penugasan awal serta memberikan rangkuman akhir.
2. Jam kosong
Pada saat jam kosong siswa diberi tugas untuk menonton TVE dan membuat catatan hasil selama menyaksikan TVE.
3. Penugasan di rumah
Penugasan di rumah harus memperhatikan jadwal siaran TVE yang telah disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan.
c.Manfaat Pemanfaatan TV Edukasi sebagai Media Pembelajaran
(a). Bagi Siswa : Siswa termotivasi, sehingga senang belajar tanpa harus meninggalkan
kesukaan, hobi dan kebiasaannya.
(b). Bagi Guru : Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran berbasis IT.
(c). Bagi Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
(d). Pengembangan Kurikulum : Merupakan upaya penyempurnaan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
3. Penugasan di rumah
Penugasan di rumah harus memperhatikan jadwal siaran TVE yang telah disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan.
c.Manfaat Pemanfaatan TV Edukasi sebagai Media Pembelajaran
(a). Bagi Siswa : Siswa termotivasi, sehingga senang belajar tanpa harus meninggalkan
kesukaan, hobi dan kebiasaannya.
(b). Bagi Guru : Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran berbasis IT.
(c). Bagi Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
(d). Pengembangan Kurikulum : Merupakan upaya penyempurnaan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Darwanto,Drs.,S.S.,2007. Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Mansur, awadl, Dr. (1993). Manfaat Dan Mudarat Televisi, Fikahati Anska, Jakarta
Chen, Milton. (2005). Mendampingi Anak Menonton Telivisi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
__________ (1997). Undang–Undang Penyiaran No. 24 Tahun 1997, Sinar Gratika, Jakarta
Amin, Ahmad, (1968). Ilmu Akhlak, Bulan Bintang, Jakarta.
http://totokprasetyono.blogspot.com/2008/12/pemanfaatan-tv-edukasi-sebagai-media.html
Mansur, awadl, Dr. (1993). Manfaat Dan Mudarat Televisi, Fikahati Anska, Jakarta
Chen, Milton. (2005). Mendampingi Anak Menonton Telivisi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
__________ (1997). Undang–Undang Penyiaran No. 24 Tahun 1997, Sinar Gratika, Jakarta
Amin, Ahmad, (1968). Ilmu Akhlak, Bulan Bintang, Jakarta.
http://totokprasetyono.blogspot.com/2008/12/pemanfaatan-tv-edukasi-sebagai-media.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar