Ada 2 model pendekatan pengajaran yang dikembangkan untuk tujuan kemampuan proses, yaitu:
1. Pengajaran ilmu-ilmu sosial dengan pemecahan masalah (problem solving)
Kemampuan pemecahan masalah bukan saja berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial tertentu, melainkan kemampuan bersifat umum dalam menghadapi masalah sehari-hari.
Kegiatan belajar melalui pemecahan masalah bermanfaat untuk:
a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi.
b. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir alternatif.
c. Kemampuan mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang tersedia.
Pengajaran melalui pemecahan masalah terdiri atas lima langkah, yaitu:
1. Identifikasi masalah
2. Pengembangan alternatif
3. Pengumpulan data untuk menguji alternatif
4. Pengujian alternatif
5. Pengambilan keputusan
Inti pemecahan masalah adalah keputusan terbaik yang tersedia untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Kegiatan identifikasi masalah dapat dilaksanakan dengan 2 cara:
1. Guru langsung menyajikan masalah. Siswa tidak diminta merumuskan masalah tetapi mengidentifikasi dimensi dari masalah yang diajukan guru. Cara ini berguna untuk kelas yang belum punya pengalaman dalam merumuskan masalah.
2. Siswa sendiri yang merumuskan masalah. Sedangkan guru hanya mengemukakan konteks untuk siswa mengidentifikasi masalah.
Pengembangan alternatif pemecahan masalah. Untuk kegiatan ini kelas dikelompokkan dalam beberapa grup dan setiap grup membahas alternatif untuk suatu dimensi masalah atau penugasan individual. Kelas harus memilih beberapa alternatif yang dianggap lebih sesuai untuk masalah yang ada. Kemudian pengumpulan data dan dikelompokkan dalam kategori dan dipilih mana yang paling mungkin ditempuh. Tahap akhir yaitu pengambilan kesimpulan alternatif.
2. Pengajaran ilmu-ilmu sosial dengan inquiri
Pengajaran inquiri lebih menekankan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah yang terbatas pada disiplin ilmu dan sangat memperhatikan proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis.
Proses pengumpulan data dilaksanakan secara sistematis tetapi tidak berdasarkan tata kerja keilmuan disiplin tertentu.
Langkah-langkah kegiatan dalam inquiri:
1. Perumusan masalah
2. Pengembangan hipotesis
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan data
5. Pengujian hipotesis
6. Penarikan kesimpulan
Perumusan masalah hampir sama dengan pemecahan masalah. Kelas yang belum mempunyai pengalaman guru langsung mengemukakan masalah, namun jika kelas sudah mempunyai pengalaman, siswa langsung mengembangkan masalah setelah ia melakukan kajian.
Guru dapat meminta siswa mengajukan masalah yang dapat dikenalnya, kemudian guru memberikan pertanyaan. Masalah yang diajukan siswa dibicarakan di kelas agar dapat dilihat masalah mana yang sesuai.
Kemudian, siswa harus merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan yang dijadikan titik tolak bagi siswa untuk merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan hipotesis siswa
Dalam pengembangan pengajaran untuk pendidikan ilmu-ilmu sosial guru harus mendasarkan kegiatan untuk kepentingan siswa dalam belajar mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan tinggi.
Guru harus membuat lebih dari satu rencana pokok bahasan/sub-sub bahasan.
Perencanaan yang dikembangkan guru harus memperhatikan apa saja yang akan dikembangkan selama 1 unit tertentu dalam 1 tahun. Dengan melakukan 3 cara:
1. Mengembangkan ke empat keterampilan yang telah dikemukakan.
2. Menentukan keterampilan-keterampilan untuk topik.
3. Memperbaiki kedua cara di atas.
Lima persyaratan yang dapat digunakan dalam pengembangan keterampilan, yaitu:
1. Dimulai dari apa yang sudah dikuasai siswa.
2. Memerlukan waktu lebih lama.
3. Berkesinambungan.
4. Bersifat akumulatif dari keterampilan dari keterampilan-keterampilan yang lebih teknis.
5. Memerlukan penguatan-penguatan sebelum kegiatan kelas dimulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar